Perwatakan juga sering disebut sebagai
penokohan. Perwatakan adalah adalah penyajian watak tokoh dan
penciptaan citra tokoh. Menurut Nurgiyantoro (1995:194-210)
ada dua penggambaran perwatakan dalam prosa fiksi yaitu sebagai berikut:
1. Secara eksplositori
Teknik eksplositori sering juga
disebut sebagai teknik analitis, yaitu pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan
memberikan diskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita
hadir dan dihadirkan oleh pengarang ke hadapan pembaca secara tidak
berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai deskripsi
kediriannya yang mungkin berupa sikap, sifat watak, tingkah laku atau bahkan
ciri fisiknya.
2. Secara dramatik
Penampilan tokoh cerita dalan teknik
dramatik dilakukan secara tidak langsung. Artinya, pengarang tidak
mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh.
Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri
melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata
maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku dan juga melalui peristiwa
yang terjadi.Wujud penggambaran teknik dramatik dapat dilakukan dengan sejumlah
teknik, di antaranya adalah:
a. Teknik cakapan
Percakapan yang dilakukan oleh
tokoh-tokoh cerita biasanya juga dimaksudkan untuk menggambarkan
sifat-sifat tokoh yang bersangkutan.
b. Teknik tingkah laku
Teknik tingkah laku mengarah pada
tindakan yang bersifat nonverbal, fisik. Apa yang dilakukan orang dalam wujud
tindakan dan tingkah laku dapat dipandang sebagai menunjukkan reaksi tanggapan,
sifat, dan sikap yang mencerminkan sifat-sifat kediriannya.
c. Teknik pikiran dan perasaan
Pikiran dan perasaan, serta apa yang
dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh dalam banyak hal akan mencerminkan
sifat-sifat kediriannya juga. Bahkan pada hakikatnya, pikiran dan
perasaannyalah yang kemudian dijadikan tingkah laku verbal dan nonverbal.
d. Teknik arus kesadaran
Arus kesadaran merupakan sebuah
teknik narasi yang berusaha menangkap pandangandan aliran proses mental tokoh,
dimana tanggapan indera bercampur dengan kesadaran dan ketidaksadaran
pikiran, perasaan, ingatan, harapan, dan asosiasi-asosiasi acak (Abrams
dalam Nurgiyantoro 1995:206).
e. Teknik reaksi tokoh lain
Teknik reaksi tokoh dimaksudkan
sebagai reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata, dan sikap
tingkah laku orang lain, dan sebagainya yang berupa rangsangan dari luar diri
tokoh yang bersangkutan.
f. Teknik pelukisan latar
Suasana latar sekitar tokoh juga
sering dipakai untuk melukiskan kediriannya. Pelukisan suasana latar dapat
lebih mengintensifkan sifat kedirian tokoh.
g. Teknik pelukisan fisik
Keadaan fisik seseorang sering
berkaitan dengan keadaan kejiwaannya, atau paling tidak pengarang
sengaja mencari dan memperhubungkan adanya keterkaitan itu. Misalnya, bibir
tipis menyaran pada sifat ceriwis dan bawel.
sumber : melalui google.com